Dapatkan notifikasi secara realtime dari kami dengan klik Disini Groub Telegram

Fungsi Vital Capacitor Discharge Ignition Pada Tiap Motor

Fungsi Vital Capacitor Discharge Ignition Pada Tiap Motor

fungsi vital cdi pada motor
Tau gak sih Mesin motor itu gak bisa nyala kalau gak ada businya, karena busi ini akan mengeluarkan percikan api untuk membakar campuran udara dan bensin yang telah dikompresi di dalam mesin.

Lalu bagaimana percikan api pada busi ini bisa muncul?

Capacitor Discharge Ignition atau CDI merupakan salah satu jenis sistem pengapian yang paling banyak digunakan pada sepeda motor, ini sangat vital seperti yang saya katakan di awal sistem pengapian ini yang bikin busi keluar api.

Jadi kalau nggak ada sistem pengapian mesin otomatis nggak bisa nyala, Lalu bagaimana CDI beroperasi? CDI merupakan kependekan dari Capacitor Discharge Ignition, sesuai namanya jadi menggunakan kapasitor sebagai komponen pembedanya, daripada jenis sistem pengapian yang lain biar lebih jelas saya akan jelaskan dari awal mula api pada busi bisa terbentuk.

Jadi percikan yang muncul di busi ini sebenarnya bukanlah api melainkan hanya sengatan energi listrik layaknya petir yang bersifat membakar, percikan pada busi ini juga bersifat membakar meskipun dengan skala yang kecil meski dengan skala kecil ini sudah cukup untuk membakar campuran udara dan bensin karena sudah dikompresi.

Tapi bagaimana percikan listrik pada busi ini muncul, kalau kita lihat bagian dalam busi kita akan menemukan batang konduktor yang terhubung ke Terminal positif baterai, batang ini biasa disebut elektroda, sementara ini terhubung ke Terminal negatif atau ground percikan listrik akan muncul pada celah antara ujung elektroda dengan ground tapi bagaimana bisa kan itu ada celahnya dengan tegangan 12 volt pada aki?.

Percikan listrik tidak akan keluar tapi kalau kita kenaikan tegangan sampai 10kw itu akan menghasilkan loncatan elektron yang berbentuk percikan api, sekarang pertanyaannya bagaimana cara menaikkan tegangan 12v sampai 10.000 volt ?, itu dilakukan oleh komponen yang namanya ignition cool ini sama seperti trafo step up yang berfungsi menaikkan tegangan listrik, tegangan yang mampu dilipatgandakan oleh cool dipengaruhi oleh jumlah perbedaan lilitan antara kumparan sekunder dengan kumparan primer.

Namun karena pelipat gandaan tegangan ini hampir 1000 kali lipat ukuran kol jadi besar, dan ini membuat efisiensi kelistrikan mesin motor jadi lebih rendah, untuk memaksimalkan efisiensi kelistrikan mesin maka ada komponen yang namanya CDI unit, secara sederhana CD ini akan membuat arus yang mengalir pada kumparan primer cool menjadi sekitar 100 volt sehingga pelipat gandaan tegangan di dalam kol tidak terlalu besar, ini akan memangkas ukuran ignition coil dalam melakukan kinerjanya CD unit dibantu oleh Pals igniter, ini digunakan untuk mengatur timing Kapan busi menyala.

Jadi busi itu hanya menyala setelah campuran udara dan bahan bakar dikompresi sehingga induksi pada coil juga harus ada timingnya nah Pals Igniter ini tugasnya untuk melepaskan timing itu, jadi di dalam CD itu ada komponen kapasitor, kapasitor punya kemampuan kapasitif atau menyimpan arus listrik ketika kapasitor terhubung ke baterai, arus listrik dari baterai akan mencarger kapasitor tapi ketika rangkain tersebut terputus kapasitor akan melepaskan arus yang tersimpan secara spontan.

Sehingga tegangan yang dilepaskan oleh kapasitor ini bisa mencapai 100 volt, agar ini bisa terjadi maka perlu ada mekanisme pemutusan dan penyambungan arus dari baterai, ini dihandel oleh dua komponen yakni Pals Igniter dan SCR, Palss igniter ini terdiri dari solenoid dan rotor magnet, rotor ini terhubung dengan jumpshaft jadi putaran rotor akan mengikuti putaran mesin ketika tonjolan pada rotor ini mengenai solenoid, maka sinyal akan terkirim ke SCR, sinyal ini akan digunakan untuk memutuskan arus dari baterai ke kapasitor, jadi gampangnya dalam posisi ini kapasitor terhubung ke baterai ini akan mencarger tegangan pada kapasitor, ketika rotor mengenai solenoid arus baterai ke kapasitor langsung terputus. 

Sehingga kapasitor melepaskan arus yang sebelumnya tersimpan di dalam kapasitor, lepasan arus ini akan menginduksi ignition coil sehingga tegangan tinggi pada busi bisa terbentuk dan terjadilah loncatan bunga api, ketika tonjolan ini sudah melewati solenoid baterai kembali terhubung ke kapasitor, sehingga ketika tonjolan ini kembali mengenai solenoid ini akan menciptakan kembali loncatan api pada busi, jadi siklusnya seperti itu sistem pengapian CDI ini digunakan pada hampir tiap motor yang diproduksi sekarang. 

Karena dibandingkan tipe platina ini jauh lebih awet karena CDI tidak memiliki komponen mekanis yang bergesekan, semua serba elektronik sehingga lebih awet meski tidak diservice.
Itulah penjelasan tentang bagaimana komponen CDI sangat penting pada sepeda motor.

Terimakasih telah membaca,semoga bermanfaat  !!

About the Author

Kamu tidak tahu apa yang ada di depan, jadi nikmati saat ini dan hargai setiap momen kehidupan yang kamu lalui.
Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
Sepertinya ada masalah dengan koneksi internet Anda. Silakan hubungkan ke internet dan mulai menjelajah lagi.
Pemblokir Iklan Terdeteksi!

Harap matikan AdBlock atau DNS yang memblokir iklan agar dapat akses situs ini.

Butuh bantuan?

Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.